Sabtu, 21 November 2009

DIKSI

 
DIKSI
          Diksi dpt diartikan sbg pilihan kata pengarang u/ m’gambarkan cerita mereka.
          Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata.
          Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan gagasan/ m’ceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dsb.
          Gaya bahasa sbg bagian dr diksi yg bertalian dg ungkapan2 individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yg tinggi.
          Pilihan kata bukanlah masalah sederhana krn menyangkut persoalan yg bersifat dinamis, inovatif, & kreatif sejalan dg perkembangan masy penunturnya.
          Penulis yang blm berpengalaman sangat sulit u/ m’ungkapkan ide / gagasan & biasanya sangat miskin variasi bahasa.  Akan tetapi, ada pula penulis yg sangat boros / tdk efektif m’gunakan perbendaharaan kata, shg tdk ada isi yg terdpt di balik kata-katanya.
          Kata2 atau istilah tdk hanya sekedar mengemban nilai2 indah (estetis), melainkan juga nilai2 filosofi dan pedagogis krn dpt digunakan penulis u/ menyimpan pesona makna yg terselubung / simbolis, shg u/ memahaminya diperlukan interpretasi & renungan2 yg dlm.
          Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna.
          Makna sebuah kata / sebuah kalimat mrpkan makna yg tdk sll berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas bbrp kelompok yaitu :
Makna Leksikal dan makna Gramatikal
Makna Referensial dan Nonreferensial
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna Kata dan Makna Istilah
Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Makna Kias dan Lugas


          Relasi adlh hub makna yg menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), kelebihan makna (redundansi) dan sebagainya.
          Adapun relasi makna terbagi atas bbrp kelompok yaitu :
  1. Kesamaan Makna (Sinonim)
  2. Kebalikan Makna (Antonim)
  3. Kegandaan Makna (Polisemi dan Ambiguitas)
  4. Ketercakupan Makna (Hiponimi)
  5. Kelebihan Makna (Redundansi)

Agar usaha mendayagunakan teknik penceritaan yg menarik lewat pilihan kata maka diksi yg baik harus  …

          Tepat memilih kata u/ m’ungkapkan gagasan / hal yg ‘diamanatkan’
          Diperlukan kemampuan u/ m’bedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dg gagasan yg ingin disampaikan & kemampuan u/ menemukan bentuk yg sesuai dg situasi & nilai rasa pembacanya.
          Pilihan kata yg tepat & sesuai hanya mungkin kalau penulis/pengarang menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yg dimiliki masy bahasanya, serta mampu m’gerakkan & m’dayagunakan kekayaannya itu mjd jaring2 kalimat yg jelas & efektif

Contoh pengunaan diksi dlm cerita fiktif misalnya penggunaan metafora, anafora, litotes, simile, personafikasi dsb (lih. buku Diksi & Gaya Bahasa, karya Gorys Keraf yang diterbitkan pada tahun 1981: 18) 
          Anda Pernah dengar ”Kalimat Sejuta Umat” ?
          ”Kalimat Sejuta Umat” juga berarti suatu trademark yg dikeluarkan o/ suatu individu, yg pd akhirnya diikuti o/ individu atau kelompok lain.
          ”Kalimat Sejuta Umat” tidak sama dg kutipan / Quote, meski adakalanya sejenis. 
          ”Kalimat Sejuta Umat” ada krn wabah / tren yg terjadi shg dalam segelintir kasus, penyebarnya seringkali anonymous.
          Bahkan dpt dibilang bhw kata2 tsb beredar dlm kelas sosial ttt dg intensitas yg tinggi, bisa jadi krn tren semusim, yg besok2 mungkin sudah tersapu o/ waktu.
          Susunan kata2pun spt itu pun ada yg bertolak mjd sebuah mainstream.
          Kadang kala diperuntukkan bagi kaum2 yg baru mengenal suatu pola kata unik. Biasanya digunakan sebagai kal penutup / kal pembuka bagi sebuah perbincangan. Bisa juga menjadi sisipan, atau mjd kal satir pelengkap suatu artikel.
          ”Kalimat Sejuta Umat” juga sering diterapkan dlm bbrp iklan, tentunya dengan berbagai modifikasi. Semisalnya saja judul film dari “Mengejar Mas - Mas” yg pd akhirnya pernah digubah mjd kal sejenis “Mengejar Emas - Emas” yg pernah diluncurkan sebuah bank.
          Ya, bukan hanya Nokia 3315 saja yg pantas diberi gelar seperti itu, ttp Kyai/ustad, dsb.

Fakta yg ada di sekitar lingkungan kita adlh :

“Aku suka kamu !
Aku Cinta banget sama kamu !
Mau nggak kamu jadi pacar aku ?!
Soal aku jatuh hati banget sama kamu !”

          Adlh kal yg sering dilontarkan o/ remaja2 yg sedang mabuk kepayang. Biasanya diucapkan di berbagai reality show sejenis, atau malah hanya ketika seorang Adam “menembak jatuh” seorang Hawa.
          Ah, ada kalanya juga kombinasi kalimat ini disertai dg puisi atau 99 tangkai mawar.


“Aku mau bunuh diri aja !”
“Aku mau kabur dari rumah saja !”

          Kalau kalimat model ini sering diucapkan di sinetron2 tatkala seorang individu berusaha u/ memaksakan pendapatnya melalui cara yg tdk berperikemanusiaan.
          Alasannya mungkin krn dunia / Tuhan yg dianggap tidak adil, atau hanya krn perlakuan orang lain tdk sesuai kpd dirinya, atau krn memasang harga diri terlalu tinggi.
          Tapi akhir - akhir ini sering diterapkan oleh segelintir manusia di dunia nyata.
           
“Kami berada di jalan Allah ! Allahuakbar !“

          Merasa organisasi Anda berada dlm jalan yg paling nomor satu ? Gunakan ini.
          Kadang kala pas apabila formatnya sbb:

[Nama aliran] itu sungguh berada dalam jalan yang sesat !!!

 (juga dimasukkan, demi menambah bumbu kerusakan)

Hanya kami yang bisa begini

          Sebenarnya mirip spt penjual nama organisasi di atas, hanya saja yg dijualnya itu sebuah produk. ;)

“*Sesuai dengan Ketentuan yang berlaku.”
“*Rules may Apply”
“*Syarat dan Ketentuan Berlaku”

          Adlh kal sakit mandraguna yg akan dipakai o/ orang2 ketika mereka sedang menggembar - gemborkan produk mereka.

Hanya 1 Rupiah !!!!

diikuti tanda bintang mungkin adlh jurus yg diharapkan dpt membuat mangsa tertipu.

Parahnya lagi, Pemerintah pun ikut2an latah:

Merokok dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, dan Gangguan Kehamilan dan Janin

          Ini adlh suatu kal yg tadinya diharapkan o/ pemerintah dpt menanggulangi keberadaan perokok. Akan tetapi karena nilai cukai yg ditawarkan produsen rokok mencapai  9 trilyun,
          Kata - kata ini terkesan kurang optimal



2 komentar: