Jumat, 20 November 2009

TATA EJAAN BAHASA INDONESIA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT semesta alam, yang telah memberikan kita kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan aktifitas-aktifitas dengan segala manfaat yang ada, yang telah memberikan kita kecerdasan dalam berfikir, sehingga dengan kecerdasan itu kita dapat memberikan karya-karya terbaik kita untuk agama, bangsa dan tanah air. Shalawat serta salam tak lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW beserta keluarganya, sahabat, dan orang-orang yang selalu istiqomah.
Dengan selesainya makalah yang penulis buat, saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing R. A. Ambar Sari P. S. Pd. yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini dan kepada seluruh orang-orang yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini hingga makalah ini dapat dibaca seluruh kalangan masyarakat. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.






















1
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………………1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………......1
1.2 Tujuan……………………………………………………………………1
1.3 Manfaat..…………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Penulisan kata serapan………………………………………………….4
A.1. Kaidah Penyesuaian Ejaan Kata Serapan………………………..5-8
A.2. Kaidah Penyesuaian Akhrian Asing………………………………8-9
B. Pengguanaan Tanda Baca……………………………………………...10
B.1. Tanda Titik……………………………………………………….. 9-11
B.2. Tanda Koma……………………………………………………….11-14
B.3.Tanda Hubung ……………………………………………………..14-15
B.4. Tanda Titik Dua.....…………………………………………………...15
B.5. Tanda Titik Koma.....…………………………………………………15
B.6. Tanda Pisah……….....………………………………………………..16
B.7. Tanda Seru………….....………………………………………………16
B.8. Tanda Petik………….....……………………………………………...16
             B.9. Tanda Petik Tunggal…...........………………...…………….............16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………17
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca. Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang benar tentang kata serapan dan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi. Karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah membuat keputusan Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16-20 Desember 1990 dan diterima pada Sidang Ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991, tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indoensia yang Disempurnakan. Berarti adanya keseriusan dari pihak Pemerintah tentang Ejaan dan Tata Bahasa Indonesia dan harus kita terapkan.


2

B. PERMASALAHAN
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang enulisan kata serapan dan penggunaan tanda baca ini ialah:
a. Apa yang dimaksud dengan kata serapan dan tanda baca.
b. Apasaja kegunaan dari kata serapan dan tanda-tanda baca.
c. Apasaja jenis-jenis dari kata serapan dan tanda baca.
d. Apasaja contoh-contoh penggunaan dari kata serapan dan tanda baca.
C. TUJUAN
Makalah ini disusun agar kita semua lebih memahami tentang tata bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dalam setiap komunikasi, kita akan dipermudah dengan adanya satu bahasa yang baku dan dapat dimengerti oleh setiap golongan masyarakat Indonesia serta mempermudah dalam mencari referensi, karena segala hal tentang kata serapan dan penggunaan tanda baca telah terangkum dalam satu makalah ini.
Dan ini juga akan dipersentasikan dikelas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Serta penyusun mengharapkan dengan makalah ini dapat menyadarkan kepada seluruh masyarakat Indonesia tentang bagaimana pentingnya penggunaan tata bahasa yang benar, sehingga selanjutnya Pemerintah Indonesia dapat menerapkan keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indoensia yang Disempurnakan.












3



BAB II
PEMBAHASAN
A. Penulisan Kata Serapan
Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, lalu digunakan dalam bahasa Indonesia. Dilihat dari tarap penyerapannya ada tiga macam kata serapan. Yaitu:
1. Kata-kata yang sudah sepenuhnya diserap ke dalam Indonesia . kata-kata ini sudah lazim dieja secara Indonesia, sehingga sudah tidak dirasakan lagi kehadirannya sebagai kata serapan. Misalnya kata-kata kabar, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, dan ember.
2. Kata-kata yang masih asing, tetapi digunakan dalam konteks bahasa Indonesia. Ejaan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time out, check in, door to door.
Dalam kelompok ini termasuk kata-kata yang dipertahankan keasingannya karena sifat keinternasionalannya, seperti istilah-istilah musik andante, moderate, adagio, dan sebagainya.
3. Kata-kata asing yang untuk kepentingan peristilahan, ucapan dan ejaannya disesuaikan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Dan hal ini perubahan ejaan itu dibuat seperlunya saja sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk bahasa aslinya. Misalnya aki (accu), komisi (comission), psikologi (psychology), dan fase (phase).



4

A.1. Kaidah Penyesuaian Ejaan Kata Serapan
Penyesuaian ejaan unsure serapan dilakukan dengan kaidah sebagai berikut:
1. Aa menjadi a
Paal pal
Octaaf oktaf
2. ae tetap ae, jika tidak bervariasi dengan e
aerobe aerob
aerodynamics aerodinamika
3. ae menjadi e jika bervariasi dengan e
haemoglobin hemoglobin
haematite hematif
4. ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison
5. au tetap au
audiogram audiogram
hydraulic hidralik
6. c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k
cubic kubik
crystal kristal
7. c di muka e, i, dan y menjadi s
central sentral
cent sen

5
8. cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
Accommodation akomodasi
acclamation aklamasi
9. cc di muka e dan i menjadi ks
Accent aksen
Vaccine vaksin
10. ch dan cch di muka, a, o, dan konsonan menjadi k
Saccharin sakarin
11. ch yang lafalnya s atau sy, menjadi s
echelon eselon
machine mesin
12. ch, yang lafalnya c menjadi c
china cina
check cek
13. c (Sansekerta) menjadi s
Cabda sabda
Castra sastra

14. e dan ee menjadi e
System system
Apotheek apotek
15. ea tetap ea
idealist idealis
16. ei tetap ei
eicisane eikosan
einsteinium einsteinium
6
17. eo tetap eo
Stereo stereo
geometry geometri
18. eu tetap eu
Neutron neutron
eugenol eugenol
19. f tetap f
Factor faktor
Fossil fosil
20. gh menjadi g
sorghum sorgum
21. pada awal suku kata di muka vocal, tetap i
Ion ion

22. ie jika lafalnya i menjadi i
politiek politik
riem rim
23. ie tetap ie jika lafalnya bukan i
Patient pasien
carrier karier
24. kh (Arab) tetap kh
Akhir akhir
Tarikh tarikh
25. ng tetap ng
Congress kongres
Contingent kontingen
7
26. oo (Belanda) menjadi o
komfoor komfor
provoost provos
27. oo (Inggris) menjadi u
Cartoon kartun
proof pruf
28. oo (vokal ganda) tetap oo
coordination koordinasi
zoology zoology
A.2. Kaidah Penyesuaian Akhiran Asing
Akhiran-akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Jadi,. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping diserap juga kata standar, implement, dan objek.
Kaidah Penyesuaian akhiran asing adalah sebagi berikut:
1) -aat menjadi –at
Advokaat advokat
2) -age menjadi –ase
Percentage persentase
3) -air, -ary menjadi –er
Primair, primary primer
4) -ant menjadi –an
Informant informan

8
5) -archie, archy menjadi –arki
Monarchie monarki
6) -(a)tie, (a)tion, menjadi –asi, -si
Publicatie, publication publikasi
7) -eel, -aal, -el menjadi –al
Structureel, structural
8) -ein tetap –ein
Protein protein
9) -eur, or menjadi –ur
Directeur direktur
10) -or tetap –or
Dictator dictator

Aturan Penggunaan Tanda Baca itu adalah:
B1. Tanda Titik
a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Misalnya:
1) W.S. Rendra
2) Abdul Hadi W.M.


9
b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
1) Dr. (doctor)
2) Kol. (colonel)
3) Ny. (nyonya)

c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
1) s.d. (sampai dengan)
2) a.n. (atas nama)
d. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Misalnya:
1) Tebal buku itu 1.150 halaman.
2) Dono membeli minyak sebanyak 1.000 liter

e. Tanda titik tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata (akronim).
Misalnya:
1) DPR
2) ABRI
10
f. Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambing kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Misalnya:
1) Lambang Cu adalah lambing kuprum
2) Dia mambeli 10 kg emas
g. Tanda titik tidak digunakan di belakang judul yang merupakan kepala karangan, kepala ilustarasi tabel, dan sebagainy.
Misalnya:
1) Azab dan Sengsara
2) Wanita Indonesia di Pentas Sejarah
h. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamt pengirim dan tanggal surat serta di belakang nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
1) Jalan Harapan III/AB 19
2) Jakarta, 10 Agustus 1998
B.2. Tanda koma
Tanda koma digunakan:
a. di antara unsur-unsur dalam suatu pembilangan.
Contoh:
1) Adik membawa piring, gelas, dan teko.
2) Satu, dua, tiga,…empat!
11
b. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat majemuk setara yang dihubungkan dengan kata penghubung yang menyatakan pertentangan seperti tetapi dan sedangkan.
Contoh:
1) Saya ingin pergi, tetapi tidak punya uang.

c. Untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat apabila anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
1) Kalau dia datang, saya akan datang
2) Karena sibuk, dia lupa akan janjinya.
d. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, yang terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu, akan tetapi, meskipun begitu.
Contoh:
1) Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.
2) Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
e. Di balakang kata-kata seru, sperti O, ya, wah, aduh, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
1)Wah, bukan main.
2)Aduh, mengapa jadi begitu?


12

f. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
1) Kata ibu, “saya senang sekali”
2) “saya akan pergi sekarang juga,” kata adik kepada ibu.
g. Di muka angka persepuluh, dan di antara rupiah dengan sen.
Contoh:
1) 12,25 cm
2) Rp 125,50
h. Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh:
1) Moh. Bakri, S.H.
2) Ny. Suhartina, S.P.

i. Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh:
1) Guru saya, Pak Ahmad, rajin sekali.
2) Di daerah kami, umpamanya, masih sering terjadi pencurian.



13
j. Di antara: (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama dan tempat wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
- Sdr. Munadi, Jalan Pemuda 26, Jakarta Timur
- Dekan Fakulatas Kedokteran, Universitas Indonesia
Jalan Raya Salemba4, Jakarta
- Jakarta, 9 Agustus 1999
- Kuala Lumpur, Malaysia
k. Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam Daftar Pustaka.
Contoh:
- Siregar, Merari, Azab dan Sengsara. Jakarta, Balai Pustaka,1954
l. Di antara nama tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahu penerbitan, dalam suatu Daftar Pustaka.
Contoh:
- Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka, 1976.
B.3. Tanda Hubung
Tanda hubung digunakan:
a. untuk menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata ulang.
Contoh:
Sia-sia
Baik-baik
14
b. tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan-an, dan (d) singkatan huruf capital dengan imbuhan kata.
Contoh:
1) Besok akan diadakan lomba menari se-Jawa Tengah.
2) Ke-15 orang itu berasal dari Indonesia
3) Paman mempunyai sepeda tahun 70-an
4) Warga Palembang yang sudah dewasa diwajibkan ber-KTP Palembang.
5) Pemberontakan itu dikenal dengan G-30-S PKI.
B.4. Tanda Titik Dua
c. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
- Fakultas syariah mempunyai tiga jurusan: Perbankan, Muamalah, dan Ekonomi Islam.
B.5. Tanda Titik Koma
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
- Para pemikir mengatur startegi dan langkah yang harus ditempuh;para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya;para penyandang dana menyediakan biaya yang diperlukan.

15

B.6. Tanda Pisah
Digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau ungkapan yang memberi penjelasan khusus terhadap kalimat yang disisipinya.
Contoh:
- Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
- Bus Kramatjati jurusan Banjar-Jakarta.
B.7. Tanda seru
Digunakan sesudah kalimat, ungkapan, atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah.
Contoh:
- Alangkah besarnya mobil itu!
- Berangkatlah sekarang juga!
- Merdeka!
B.8. Tanda Petik
Digunakan untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
- Ia memakai celana “cubrai”
- Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar
B.9. Tanda Petik Tunggal
Digunakan untuk mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
- Lailatul Qadar ‘malam seribu bulan’
16





BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang penggunaan kata serapan dan tanda baca baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dengan dibuatnya makalah ini pennyusun berharap kita dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
Bangsa Indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing ataupun kata daerah Salah satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Begitu juga dengan penggunaan tanda-tanda baca. Karena dengan salahnya penggunaan tanda baca, maka akan menimbulkan makna ganda dalam kalimat tersebut.

















17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar